Pengantar Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kimia
Komponen
penilaian menjadi bagian yang tidak boleh ditinggalkan dalam proses
pembelajaran. Karena dengan penilaian guru akan dapat mengukur penguasaan
kompetensi siswa, juga dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran agar semakin efektif. Selain itu guru juga
dapat menggunakan hasil penilaian sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan tentang siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan laporan kepada
orang tua siswa. Penilaian ini juga tidak terlepas dari maskud untuk
mempertimbangkan apakah siswa dapat mempelajari materi untuk kompetensi
berikutnya, ataukah siswa harus diberikan kesempatan untuk mempelajari ulang
sampai materi pada kompetensi tersebut dapat dikuasai dengan baik. Dengan
demikian hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
remedial dan pengayaan.
Penilaian
autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode
penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.
Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara
mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan
sekolah. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim,
atau guru bekerja sama dengan siswa.
Dalam
penilaian autentik, keterlibatan siswa sangat penting. Asumsinya peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar secara lebih baik jika mereka tahu bagaimana
akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi
kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Pada penilaian autentik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah.
Penilaian
autentik tediri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan
peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
Adapun Karakteristik Authentic
Assessment adalah :
a.
Dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif, yang diukur keterampilan dan performansi,
b.
bukan
mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi,
c.
dapat
digunakan sebagai feedback.
Penilaian
autentik dilaksanakan secara kontinu dalam kontek lingkungan belajar atau dunia
nyata yang bermakna, sehingga merefleksikan pengalaman belajar sesungguhnya.
Informasi ini diperoleh melalui portofolio, observasi, eksprimen, dan jurnal
selama pembelajaranyang dapat memberikan gambaran kemampuan peserta didik yang
sebenarnya. Peserta didik dituntut untuk mempraktekan hasil pembelajaran dalam
lingkungan hidupnya, sehingga pembelajarannya pun disesuaiakan dengan
lingkungan hidup peserta didik.
Bentuk
penilaian ini dapat digunakan pada proses pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai
dengan tuntutan penggunaan sistem penilaian terpadu pada kurikulum 2013. Tingkat
berpikir yang digunakan pada penilaian autentik berada pada level tinggi yang
disesuaikan dengan lingkungan sekitar peserta didik, sehingga mereka lebih
memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Dari penilaian autentik ini, dapat
diketahui gambarankemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang sebenarnya
Selain itu, peserta didik juga belajar bagaimana menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya serta menghargai proses belajar dan hasilnya
sebagai suatu produk dari proses pembelajaran yang dilakukan.
Penilaian
autentik mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari.Pada penilaian
autentik, guru tidak hanya menilai kognitif peserta didik saja, tetapi juga
afektif dan psikomotornya. Peserta didik perlu belajar bagaimana menyajikan
tugas yang diberikan oleh guru menjadi lebih bermakna, sehingga diperlukan
pendampingan yang baik dari guru.
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, khususnya yang berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian apa yang akan dilakukan, misalnya berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
Jenis–jenis
penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah:
Jenis–jenis
penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah:
a.
Penilaian
sikap
Penilaian
sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan
jurnal. Penilaian diri (self assessment) merupakan suatu teknik penilaian
di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu.
b.
Penilaian
pengetahuan
Penilaian
pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Kompetensi
siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk
tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda,
isian, benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik. Sedangkan, bentuk
nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas
menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.
c.
Penilaian
keterampilan
Penilaian
keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian
produk, dan penilaian portofolio. Ada dua ranah keterampilan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan,
yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada
keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan
pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah
konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba,
membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Penilaian aspek
keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek, atau portofolio.
Permasalahan:
Ada
3 jenis penilaian autentik yang dapat dilakukan oleh guru yaitu penilaian
sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Kriteria apa saja
yang perlu dipenuhi guru dalam melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan agar mendapatkan penilaian yang optimal dari setiap peserta didik?
Saya ingin menanggapi permasalahan saudara bahwa dalam merancang penilaian autentik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip, yaitu: penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; penilaian harus bersifat holistik mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan dan pengetahuan) agar mendapatkan penilaian yang optimal dari setiap peserta didik.
BalasHapusSeperti kutipan pada tulisan saudara bahwa, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.